Apa saya harus bersedih?


Mengapa bersedih?

Padahal langit masih tetap biru
Biru yang gelap tersaput kelabu
Ataukah biru yang cerah dengan sinar yang gilang-gemilang
Dan masih tetap biru saat bercampur putihnya awan kumolonimbus ataupun cirus

Mengapa bersedih?

Pepohonan masih tetap hijau
Yang merah merekah diujung daunnya
Ataupun daun yang hijau melambai saat angin bersiut-siut

Mengapa bersedih?

Ayam di kandang saja masih berkokok dan berkotek,
tak menjadi mengembik ataupun mengongong
Burung gereja ataupun burung tersesat masing mengepak di langit

Dan saya pun masih duduk disini, diatas genteng asbes yang panas

Mengapa bersedih?

Padahal angin masih bertiup menerbangkan poni dan kuncir ekor kudaku
Menghilangkan gerah yang menempel di tubuh
Membawa nafas baru ataupun paling tidak hembusan baru

Jalanan masih ramai dengan klakson dan debu

Kurs masih turun-naik
Utang masih bertambah
Dan saya masih hidup

Apa alasan saya untuk bersedih?

Toh, hidup untuk dijalani bukan diruntuki.

5 Januari 2013, 15:35 WIB.

One thought on “Apa saya harus bersedih?

Leave a comment