Bertanggung Jawab atas Sampah

Semenjak kenal #zerowaste #lesswaste dari Instagram dan beli buku #rumahminimsampah Bu DK, saya mulai berusaha bertanggung jawab atas sisa konsumsi. Langkah yang paling gampang adalah mengurangi konsumsi sampah sekali pakai alias keresek.

Bonus senyum manis si imut

Sekarang, entah sudah berapa tahun berlalu sejak saya membaca-baca tentang lifestyle (bukan sekadar gaya hidup sih) ini dan berusaha sedikit demi sedikit mengaplikasikan dalam hidup.

Continue reading

Kita Bisa Apa?

Dalam kondisi pandemi begini, kita bisa apa?!

Apakah demikian perasaan teman-teman? Jika dihitung kasar, sudah masuk satu bulan sejak beberapa instansi me-WFH-kan pegawainya, sekolah-sekolah meng-onlinekan pembelajaran, dan membatasi gerak sosial masyarakat. Permalam ini (29/04) ada 9771 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia dengan 1391 sembuh dan 784 meninggal. Angka yang terus naik ini (terutama pada bagian ODP/PDP dan meninggal membuat kita cemas ya? Apalagi jika kita punya kenalan, atau bahkan tetangga yang positif Covid-19, perasaan cemas jadi semakin menggundah-gulanakan kita.

Ini baru masalah kesehatan, belum lagi masalah penghasilan. Beberapa teman saya dirumahkan sementara tanpa pesangon, apalagi kepastian. Belum lagi kabar meninggal karena kelaparan –yang ternyata disebabkan oleh tekanan psikis akibat tidak pastinya penghasilan (Kompas tv, 21 April 2020). Kasus tersebut tentu sebagian kecil dari gunungan es masalah keluarga-keluarga perekonomian menengah ke bawah yang terdampak langsung karena Covid-19.

Dengan sedemikian banyak hal miris terjadi, kita bisa apa?

Continue reading

Menjaga Jarak

wp-15849741169845629745376203010562.jpg

Sejauh apa jarak saya dengan kematian yang husnul khotimah?

Saat libur semester lalu, saya dan beberapa mantan murid yang sekarang aktivis mahasiswa berkumpul (sebelum social distancing loh) dan mengobrol banyak. Obrolan kami tiba-tiba sampai pada perihal jam malam. Untuk para aktivis jam malam bisa berarti banyak. Salah satunya adalah jam malam dalam chatting dengan lawan jenis.

Iseng saya bertanya, apakah mereka masih memakai jam malam (yang kontrolnya hampir tidak ada) dalam komunikasi maya mengingat kabar burung yang sering saya dengar mahasiswa zaman sekarang sering pulang dini hari karena rapat membahas negara dan umat. Tak dinyana, obrolannya makin hangat dan seru.

Continue reading