Day 15: a Book that Make You Cry Sad Tears


Saya menuruni jembatan memori saat menulis resensi ini. Di masa remaja, selain gandrung akan Harry Potter, komik cantik, dan teenlit kriuk, saya tenggelam dalam novel dan cerpen Islami. Saya mengenal tulisan fiksi tersebut dari majalah Annida yang melahirkan penulis-penulis seperti Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia, Afifah Afra, Sinta Yudisia, dkk.

Buku pertama yang membuat saya menangis tersedu-sedu adalah novel karangan Asma Nadia yang berjudul Derai Sunyi. Novel ini menceritakan nasib seorang gadis desa yang merantau ke kota sebagai IRT. Nasibnya sungguh malang, sudah jatuh tertimpa tangga. Berusaha mencari peruntungan dengan merantau justru membawanya pada petaka, disiksa setiap hari tanpa alasan yang kemudian berujung pada kematiannya.

wp-1586918236083.jpg Novel ini menceritakan siksaan-siksaan yang ia terima yang jauh diluar kemanusiaan dan nalar. Jiwa saya yang belia, saat itu, tidak tahan dengan betapa sadisnya penyiksaan tersebut. Terlalu sadis untuk diceritakan hingga membuat saya menangis tersedu-sedu saat membaca sembari membayangkan penyiksaan tersebut.

Novel ini membuka mata saya akan isu-isu sosial yang tidak pernah saya temui dalam keseharian. Mungkin, ini salah satu bata-bata pemikiran yang membentuk idealisme dan pandangan saya saat ini. Ternyata memang betul kiranya bahwa bacaan kita, apa yang kita baca membentuk dan mendefinisikan diri kita kemudian. Bagaimana denganmu?

 

Leave a comment