Day 19 to Day 24


Ba’da bimbingan pekan lalu, saya terkena shock pasca bimbingan. Seperti di zaman S1 dulu, saya suka mutung setelah bimbingan XD. Oleh karena itu, challenge ini jadi keteteran. Eh, apakah revisi saya selesai? Belum kok. Hanya saja mood jauh lebih baik karena masuk bulan Ramadhan. Yeay!!

Nah, sekarang saya akan mengejar ketertinggalan saya 😀

9780375703959


Day 19: an Audiobook You Like Because of the Narrator’s Voice

Seperti yang saya sampaikan di post sebelumnya bahwa saya bukan pendengar yang baik, tema ini saya terjemahkan menjadi buku dengan gaya penulisan yang menarik. Novel ini berjudul Ocean Sea karya Alessandro BaricoSaya tidak mengingat isi ceritanya namun gaya penulisannya sangat unik dan kontemplatif.

d0210e130fef5a1aadd08a655491b4cc

 

Day 20: a Book with an Unreliable Narrator

Saya memilih fiksi klasik karya Nikolai Gogol, Pertengkaran. Buku ini memuat beberapa cerita dengan alur yang sangat lambat, gaya penceritaan yang deskriptif, dan cerita yang absurd. Sebenarnya, fiksi ini diceritakan oleh sudut pandang ketiga namun kadang saya tidak percaya dengan apa yang tengah saya baca. Unik sekali!

ROBOHNYA_SURAU_KAMI_

Day 21: an Anthology You Love

Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis adalah kumpulan cerita yang entah mengapa menohok. Pakde Navis menceritakan kehidupan religius dengan sudut pandang yang baru, unik, dan sangat kontemplatif. Setelah membaca antologi ini, saya merenungi banyak hal. Apakah sikap yang saya lakukan dengan alasan religiusitas (ibadah-ibadah mahdhoh ataupun ghairu mahdhoh) sudah benar adanya dan sesuai dengan apa yang diinginkan Allah? Trigger yang sangat baik untuk meluruskan niat kembali.

 

negeri-van-oranje

Day 22: an LGBTQ + Love Story

Negeri Van Orange karya Wahyuningrat adalah novel coming age yang menceritakan balada masa muda dan cinta lima pemuda(i) yang belajar di Belanda. Sebenarnya ceritanya sangat menarik dan memikat (bahkan hingga difilmkan) hanya saja saya kecewa karena adanya muatan LGBTQ di dalamnya. Yah, sebenarnya alasan utamanya karena sikap dan pendapat pribadi saya terhadap LGBTQ yang negatif. But, it’s a good novel, actually.

wp-1587691308234.jpg


Day 23: a Book Quote You Know by Heart

Sebagai pengumpul quotes, ada banyak sekali kata mutiara yang saya suka. Akan tetapi, kali ini saya akan mencuplik dari buku manis karya Andrea Hirata yang selesai saya baca belakangan ini. Quotes ini ada di novel Guru Aini yang merupakan prekuel dari novel Orang-orang Biasa.

“Tak pernahkah kau lelah menjadi seorang idealis, Desi?” tanya Guru Laila.
“Lelah, Laila, tapi tanpa idealisme, aku akan lebih lelah. Tanpa idealisme, orang akan hidup dengan menipu diri sendiri, dan tak ada yang lebih lelah dari hidup menipu diri sendiri.”

“Kecerdasan itu misterius, Laila.”
Begitu Guru Desi memulai diskusi ilmiah rutin mereka di gerobak es tebu Kak Mis. Bolehlah disebut semacam konferensi tak resmi guru-guru matematika.
“Ai, bukankah kecerdasan kasat mata saja? Dengan gampang bisa dilihat murid yang cerdas dan yang tidak?”
“Belum tentu, Lai, setiap murid mengerti dengan cara berbeda, setiap ilmu memancing pengertian setiap murid dengan cara berbeda pula. Kubaca di buku, Lai, ada guru musik yang mengajari muridnya dengan mengajarinya langsung bermain piano, ada yang diajari mengetuk dulu, ada yang diajarkan mendengar dulu, ada yang disarankan berhenti bermain musik, disarankan belajar main pingpong saja. Kurasa guru yang baik adalah guru yang dapat memacu kecerdasan muridnya. Guru yang lebih baik adalah guru yang dapat menemukan kecerdasan muridnya. Guru terbaik adalah guru yang tak kenal lelah mencari cara agar muridnya mengerti!”

Mungkin karena saya (pernah menjadi) guru, perasaan ini adalah perasaan yang persis sama mampir ke ruang hati saya.

nyanyianDay 24: a Book Collaboration by 2 or more Authors

Saya memilih kumpulan cerpen yang ditulis oleh Helvy Tiana Rosa dan Gola Gong yang berjudul Nyanyian Perjalan. Seperti biasa, HTR sering sekali menuliskan cerita yang humanistik dan sarat pesan sosial yang kemudian kesan tersebut mengental dengan adanya kolaborasi dari Gola Gong. Antologi ini berkisah mengenai orang-orang jalanan, marginal, perasaan-perasaan duka serta guilty feeling di dalamnya. Menarik, intriguing, tetapi juga menyentuh hati. Salah satu antologi favorit saya.

Selesai juga membayar hutang satu pekan. Semoga saya masih bisa istiqomah menyelesaikannya hingga hari ketiga puluh.

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1441 H!

Leave a comment